Sleepy child at Rainy day
Harus ada Hujan sebelum ada Pelangi
30 August 2005
Berhasil !
Hmm...malem ini gua ngutak ngatik blog gua.,.. udah ada hasilnya dikit-dikit, yang paling kentara mah JAM yang Segede gaban itu, hehuehue...

Emang sengaja gua setel yang model gede biar enak ngeliatnya...

Terus dibawah tag message board juga ada kotak kecil kaya gambar statistik gitu... walau kecil tapi bagus banget...coba aja lu ketik deh..

Huehue, atas semua kemajuan ini gua ngucapin thengkyu yang gede untuk Wijil -yang blognya sempet pengen gua bajak Tag MB nya- dan www.suamigila.com yang udah ngasih link-link untuk ngedapetin yaa.. itu tadi, kaya JAM itu.. makasih yah om adhit.. (kalo ada yang belum tau siapa itu adhitya, itu lho... yang ngarang novel JOMBLO..masih belum tau juga ?... sedih)
posted by Jana @ 3:00 AM   0 comments
hihihi... gua lagi seneng... mendadak... hihihi

30.08.05
00.55 WIB.
posted by Jana @ 12:55 AM   3 comments
Jangan menjadi binatang hanya untuk merubah binatang menjadi manusia !

-gua jadi inget lagi Son, gara-gara tadi siang. Kata-kata ini gua ucapin dulu buat tiga babi kecil, hek hek hek...-
posted by Jana @ 12:49 AM   0 comments
Tentang Kumis
Tepatnya sih bukan kumis, cuma selembar rambut yang kebetulan tumbuh sendirian, lebih item dari yang laen, dan lebih panjang dari yang laen. Tumbuh sendirian ! di antara bulu kumis yang laen.

Dan itu terjadi ama gua.

Gua juga gak tau kenapa kumis kecil satu ini tumbuh sendirian di ujung kanan daerah tempat kumis gua (apasih nyebutnya, ujung bibir gitu ya ? tapi kan kumis gak tumbuh di bibir ?). Memanjang sendirian. Mana warnanya item sendiri lagi.

Nah, kebetulan gua punya beberapa temen yang suka barang antik, yang demen banget merhatiin kumis ini. Salah satunya Dena gendul itu. (Dena disini dapat anda temui dalam Friendster saya, klik disini . dengan nama user sama -mungkin karena lugunya gak punya nama laen- DENA. Mungkin kapan-kapan akan saya bahas di sini) Dia paling suka greget mau nyabut kumis ini. Ngidam kali ya ? -HUS!- dengan mimik lucunya suka melas dan bilang "jana...ii..cabut sih.." sambil jari tangannya membentuk capitan antara telunjuk dan jempol (kan gua jadi takut mana entar lagi Makrab, jangan-jangan pas gau tidur dicabut lagi...)

-DENA lucu-

Ada juga devon. Yang barusan tadi siang ketemu. Hampir sama nafsunya. Walau masih lebih nggak nafsu dari dena, tapi tetep... pengen narik (buat anda-anda yang penasaran gimana bentuk kumis itu, coba bayangin, disebelah kanan, ujung deh, sudut bibir, tumbuh kumis selembar, iya, bener-bener cuma satu, tumbuh sekitar 2 centi, item, tebel gitu) Dengan gaya cengengesan (karena ia merupakan mahluk yang selalu cengegesan. Lahirnya juga kali udah bisa ngenges..) devon bilang : "iih... jana, kumis lu itu luh, cabut sih, aneh, panjang sendiri, item gitu. Jadi keliatan bener" ck..ck..ck... kapan-kapan akan saya pasang fotonya.

Dan perlu gua jelasin. Ini yang kedua. Artinya sebelumnya pernah tumbuh juga, kalo gak salah sekitar maret-april lalu. Yang entah kapan -mungkin sekitar mei- kumis itu puntung, putus, potel, tugel. Nah yang sekarang ini generasi kedua, tau tau udah panjang.

Masih banyak temen-temen yang laen yang suka ngebahas ini. Ada yang nanya biasa aja, ada yang kadang suka sambil naekin tingkat desibel suaranya, ada yang diem-diem suka mau narik (tau-tau jarinya udah dideket mulut gua), ada yang nggak enak nanya langsung maka nanya ama kawan disebelahnya... Yaa gua gak bisa ngebahas satu satu.. panjang nanti...

Kenapa bisa tumbuh sendirian gitu ya ? -kalo ada yang tau jawabannya tolong kasih tau gua ya?- Dulu juga waktu masih awal ketek gua tumbuh bulu, ada loh, satu yang panjang sendiri.

"di tete lu juga ada jan ?" kata devon. (maaf ! bagi anda yang mengganggap ini melanggar norma susila, tapi memang itu kenyataan tadi siang) dan gua jawab : " iya pon, ada satu tumbuh juga sendirian..."

-jangan ngebayangin yang nggak-nggak ! udah! udah !-
posted by Jana @ 12:04 AM   1 comments
26 August 2005
Yang terlupakan
Gua harus memutuskan sesuatu.
Keputusan kecil yang akan memberi cukup pengaruh bagi gua sendiri.
Mungkin hal ini hanya merupakan sebuah masalah kecil. Andaipun suatu hari nanti gua melihat ke masa ini, mungkin gua akan tersenyum sendiri atau mungkin tertawa menyadari tindakan yang gua lakukan dan apa yang gua pikirkan sekarang.


Melanjutkan atau tidak ? berhenti berusaha bukan berarti kita menyerah pada keadaan. Banyak memang pepatah dan kata mutiara yang mengatakan hal hal yang sifatnya mendukung agar jangan menyerah, berusaha terus, pokoknya never stop dah.

Lalu bagaimana jika usaha kita tersebut membuat orang lain menjadi menderita ? apa yang akan kita lakukan ketika kita semakin menyadari bahwa usaha itu … seakan tanpa hasil ? apakah kita harus realistis, dan kembali ke jalan awal ? jalan yang sudah sangat jauh… kita tinggalkan walau itu berarti ..satu kata, pahit.

Usaha usaha yang sudah kita lakukan selama ini harus membentuk suatu kenyataan, bahwa kita tidak mampu, kita tidak akan berhasil.
Bukankah ada jua pernyataan tandingan dari segala petuah yang never stop ending tersebut. Seperti misalnya "seperti memancing dengan kail lurus". Nah kira-kira relevan dengan realitas sekarang.


Untuk apa sebuah usaha diteruskan jika yang dihadapinya adalah tembok tebal yang tinggi dan panjang, sebuah badai besar, atau mungkin…hanya sebuah ketidak mungkinan.
Kita harus berbelok bukan, kembali ke jalan awal atau menempuh jalur baru langsung. Menempuh resiko baru yang kita sama sekali belum tau apalagi didepan sana.

Penyesalan mungkin ada saat kita memutuskan untuk melakukan hal seperti ini, Cuma yang lebih terasa dari hati manusia sekarang ini adalah ‘sakit’ kalah karena realitas sekali lagi, kenyataannya sangat pahit bagi mereka yang tidak ada dipihak yang sama, realitas yang tidak berpihak pada kenyataan yang kita inginkan…


Ugh..hal yang sudah ku ikuti dan kususun selama bertahun-tahun…harus gagal…
Apakah jalan ini benar ? apakah harus kembali pada pemeo-pemeo never stop ending tersebut ? ataukah harus berkaca pada kenyataan yang kini, sedang tidak berpihak ?

Yang jelas hari ini atau besok harus ada keputusan…
Dalam hati aku berkata, selamat tinggal, semoga sampai ke tujuannya, semoga yang terbaik selalu terjadi pada setiap manusia…


“Haruskah aku lari dari kenyataan ini….pernah ku mencoba untuk sembunyi… namun senyummu tetap mengikuti…� yang terlupakan-Iwan fals
posted by Jana @ 4:28 PM   0 comments
25 August 2005
It's show time !
Bwahh! Hari ini cukup ramai. (kotaagung udah tanggal 1...)

Senang sekali melihat manusia-manusia itu sudah kembali. 'Penantian' yang cukup panjang. Kali ini kesempatan untuk bertemu mereka masih sangat terbuka. Masih sangat banyak waktu untuk berbincang dengan mereka.
Kebersamaan yang memberi rasa nyaman. Bahwa kita diterima dengan baik. Bahwa apapun yang kita lakukan dan katakan akan mendapat perhatian dan pengertian yang cukup. Bahwa kedangkalan dan kekurangan kita hanya akan menjadi sebuah bagian kecil yang menjadi tidak penting dibanding kehangatan dan kenyamanan yang ada.

Dunia…akan selamanya berubah… manusia juga akan selalu mengikuti perubahan itu, karena perubahan adalah petanda kehidupan…Tinggal kenyataan yang akan mengatakan akan kemana kita berubah.
Hari ini gua masih merasakan kenyamanan bersama mereka… entah esok.. siapa yang akan pergi diantara kita, tidak akan pernah ada yang tahu.

Setiap hari adalah keajaiban. Penuh dengan keajaiban yang mungkin tidak kita sadari. Bertemu dengan mereka hari ini pun adalah sebuah keajaiban. Bangun tidur, berangkat dan bertemu mereka kemudian berpisah. Terasa cepat sekali.Semoga hari esok memberi kesempatan untuk bertemu dengan kenyamanan itu lagi…

posted by Jana @ 4:22 PM   0 comments
13 August 2005
Kedamaian

Kedamaian yang pernah gua rasakan waktu smp… selalu dapat terasa lagi ketika gua mengunjungi bangunan tua itu. tempat gua menghabiskan 3 tahun dari usia gua. Tempat gua tumbuh dari SD menuju tahap yang lebih besar, mengenal dunia yang lebih luas, menginjak tanah-tanah baru.
Disebuah kota yang tenang dimana orang goncengan motor betiga masih banyak keliatan. Gak kayak dikota yang rawan “selamat siang, bisa liat sim/stnk ?�


-nah gambar disamping ini bangunan SD gua, udah tua banget. Dari zamannya bokap gua SD ya disini, sebelum ganti nama dulunya Sekolah rakyat (SR). Foto bangunan SMP belum ada, nti ya, nunggu pinjeman kamera digital-

PNS-pnsnya menggeliat seadanya memenuhi kebutuhan masyarakat kota ini. Jadi teringat banyagan temen-temen SMP gua yang jadi PNS. Apakabar mereka ?

Gimana bayangan dua dulu tentang diri gua diumur yang sekarang ya ? bahwa gua bisa idup sampai saat ini. Punya komputer. Mengenla internet. Sudah sejauh ini. Kenal HP. Ngekost ditempat yang sekarang. Apa yang gua pikirn dulu tentang saat-saat ini ya ?

Dikota kecil ini, yang menhubungkan gua dengan dunia luar hanya barang-barang bereknologi ini. Hp, TV, radio dan koran. Berhubungan dengan dunia hidup gua di daerah sana. Sekitar 100 kilometer dari sini.
posted by Jana @ 2:55 PM   0 comments
Masalah perut

Gua bingung dengan kerja perut. Kalo diisi makanan banyak gitu, terus gak makan untuk beberapa jam kemudian. Gak laper. Tapi juga gak boker.
Tapi kalo misalnya makan. Terus gak lama makan lagi. Entar gak lama juga boker.
Nah yang gua bingungin ini yang makannya jarang-jarang.
Jarang juga boker. Kaya misalnya pecinta alam, yang makannya dikit,. Juga jarang boker (waktu digunung)


Jadi apa makanannya itu diolah lagi sehingga ampasnya dikit, atau gimana ya ?
posted by Jana @ 2:53 PM   0 comments
Cerita seputar RKS -dulu-
Banyak cerita seputar RKS. Hal yang akan gua tulis –dan anda baca- disini adalah salah satunya.
Berawal dari rasa lapar yang sering menyerang kami –atau kalau boleh meminjam bahasanya Udin, “penjajahan nasi�- seperti lazimnya manusia normal adalah tindakan kami untuk memenuhi keinginan otak yang mendapat stimuli ‘lapar’ dan menggerakan syaraf sensorik untuk memerintahkan “cari makan�.
Keterbatasan kemampuan kami yang jauh dibanding dengan keterbatasan perut yang seperti tanpa batas untuk menerima makanan pada akhirnya menimbulkan dilema tersendiri. Bagaimana kami bisa makan terus –ngemil- mau makan saja sulit ? ah..andai aku masih duduk dibangku sekolah…

Sebagai insan yang memiliki kepekaan yang cukup tinggi, mahluk berakal, pintar, cerdas dan kratif sekaligus tahan banting (yang sebentar lagi akan dibuktikan) kami berusaha memikirkan suatu cara, bagaimana mendapat makanan yang mudah-murah-meriah dan mengenyangkan.

Berpikir. Sepanjang minggu-minggu awal kami sering merenungkan hal ini.

Dan timbul suatu kesadaran…

Dalam keseharian, hampir setiap minggu kita menyaksikan janur kuning atau bendera kuning (tanda ada acara ! – ada acara berarti rame – berarti makanan)
Maka pikiran kami – dengan sifat dan kecendrungan seperti yang sudah dijelaskan diatas- segera menangkap stimuli –entah pikiran entah perut yang duluan menangkap- stimuli yang mendekati kebenaran ini.

Segera terbentuk dengan pola sintaksis rasa lapar-hajatan-hajatan adalah acara keluarga- acara keluarga besar – banyak orang kumpul – orang banyak butuh basa basi-makanan adalah basa basi yang paling purba dan universal. (runtutan ini bisa diperpanjang atau diperpendek sesuai dengan kemampuan empiris masing-masing individu, tingkat lapar, pengalaman masa lalu, dan kecepatan anda melogiskan sesuatu)

Dan dimulailah era “ngebandit� atau “kondangan ilegal� sementara gua lebih suka menyebutnya “nyusuP� kedenger keren aja gitu.

Dibanding dengan kondangan yang legal, bagi gua yang ilegal begini justru lebih asik. Karena biasanya lebih laper, lebih bebas dan tentunya lebih asik untuk diceritakan !

Untuk tambahannya disana kita bisa basa-basi ama temen seperjuangan, dengan tamu laen, dan yang lebih parah kalo lu foto bareng ama pengantennya (untungnya ini belum pernah, kalo cuman salamannya aja sih pernah –itu juga kalo terpaksaa banget) lalu setelah semuanya kita jalani…kenyang…pulang…HAHAHAHA

Gimana perasaannya ngeliat ekspresi aneh pasangan penganten dengan mimik : “sodara siapa ya ? ah..kenalan si anu kali…�
Atau ketika melihat kawan kita yang sedang menunggu upacara adat selesai sementara perutnya sudah sangat lapar…ekspresi nggak sabarnya ituloh… padahal kan diundang ma kagak…
Belum lagi ngeliat piringnya…bayangin aja…laper yang udah ditahan dari tadi… ditahan lagi saat menunggu upacara adat selesai… terus DILEPAS ke MEDAN MAKAN yang penuh dengan makanan…banyak makanan….
Kita pikir piring kita paling banyak, udah malu ngambilnya, eh dateng si anu, dengan makanan yang 2x lipat banyaknya dari makanan dipiring kita… tamu laen dapet apa ?

hahahahahahahahahahahahaha
posted by Jana @ 2:49 PM   0 comments
Spanduk aneh
Kira-kira pertengahan juli lalu, gua ngeliat ada spanduk bertuliskan “selamat menempuh tahun ajaran baru� didepan pegadaian teluk deket sekolah tamsis (akan lebih enak jika anda tahu daerah teluk dan sekitarnya sebelum membaca tulisan ini, tapi kalo gak tau juga gak papa kok).
Kita sama sama tau apa itu pegadaian. Dan kalo tulisan dispanduk itu ditujukan untuk anak-anak sekolah yang baru masuk tahun ajaran.
Tetapi kenapa dipasang dikantor pegadaian ?
Logikanya, banyak orang yang menggadaikan barang untuk biaya masuk sekolah anaknya –seperti Sule API yang bapaknya menggadaikan tanah untuk biaya dia- mungkin itu yang mendorong partisipasi perum pegadaian untuk membuat spanduk itu.
Lalu, kenapa pegadaian yang tidak ada kepentingannya dengan anak sekolah ? kalau misalnya calon walikota atau lembaga les yang beriklan, akan terasa wajar. Inikan pegadaian,


Tapi..hm…rasanya setiap perushaan memang bebas beriklan ya ? tapi saya pikir pegadaian itu seperti PLN atau TELKOm yang gak ngiklan juga masyarakat butuh gitu… ya, atau mungkin hanya untuk beriklan ?
posted by Jana @ 2:41 PM   0 comments
Usia arwah
Saat kita mati, arwah kita keluar dari badan. Saat itu arwah kita ada diumur berapa ya ?

-kalo kata seorang teman dari tempat yang jauh, arwah berada sesuai umur kala ia meninggal. Karena kematian adalah keabadian-

Bagaimana kalian ?
posted by Jana @ 2:26 PM   0 comments
Generasi Bonsai
Pendidikan selalu menjadi masalah dinegeri ini. Negeri yang katanya Gemah ripah loh jinawi atau kerennya "Zamrud khatulistiwa"

Pertentangan yang terjadi. Pihak pertama mengatakan :
Sistemnya kaku, kurikulumnya terlalu padat. Pahamnya pedagogi (satu arah) abis ! siswa dijejali materi dari guru, disuapin. Terus dinilai lewat nilai baku, secara kuantitatif, data epic. Kualitas murid di vonis 'habis' jika nilai rapor atau ujiannya cekak atau dibawah standar.

Pihak kedua mengatakan : kalau sistem sekarang salah, tidak tepat, lalu idealnya bagaimana ? apa masyarakat kita bisa menerima konsep pendidikan “ideal� tersebut ? apa siswa bisa menyerap dengan baik materi yang akan diberikan ? apa tenaga pengajarnya memadai ?

Dan pihak ketiga menyambung : apa dananya ada ?

Dan gua berkata : konsep pendidikan memang harus diubah. Sedikit demi sedikit.
Cara yang selama ini memosisikan guru sebagai penguasa absolut didepan kelas harus di rubah. Guru harus mau menjadi orang bodoh didepan membiarkan anak muridnya yang mempertentangkan, berdiskusi, berdebat, gantian memberi materi. Kalau perlu sedikit paksakan suasana seperti itu.

Dulu gua berpikir “buat apa belajar kimia, larutannya aja jarang ngeliat". Dua tahun belajar kimia Cuma ngebayangin aja sambil mulut komat-kamit ngapal. Apa hasilnya belajar kaya gitu ?
Dikemudian hari mungkin ini jawabannya : pelajaran-pelajaran itu –salah satunya pelajaran kimia- dikasih sebagai pilihan kita. Gua emang dasarnya gak suka kimia. Anak laen ada yang suka. Jadi biar kita bisa tau minatnya dimana.

Dulu gua bertanya : buat apa banyak-banyak pelajaran tapi dapetnya dikit ? yang “gak bakal kepake� di kehidupan sehari-hari.
Dikemudian hari mungkin ini jawabannya : sebagai pengetahuan umum !

Pelajaran sejarah nggak kepake untuk nemenin hidup kita atau pekerjaan. Tapi itu yang menjadi isi kepala kita sebgai pengetahuan umum sehingga nanti kita bisa disebut “pinter� Kita belajar matematika walau nantinya kita kuliah atau kerja bagian sejarah karena kita hidup nggak cuma pake ilmu sejarah. Masa mau ngitung musti nyari orang matematik dulu ?

Dulu dan sampe sekarang gua masih gak setuju kenapa patokan kepinteran, keberhasilan, harus selalu dengan tampilan nilai baku ? kenapa gak pake teori kualitatif ?
Jawab : selain itulah yang diakui masyarakat umum, penilaian dengan teori kualitatif masih sulit dan cenderung sangat subyektif. (ini kemungkinan juga)
Itulah kenyataannya, nilai A-B-C selalu jadi patokan dan target yang dikejer. Tanpa bisa dicegah, temen-temen dan gua sendiri terpaku untuk mengejar nilai baku tersebut untuk mendapat “dignity� di kalangan masyarakat umum.

Apa pendidikan gratis benar-benar bisa diwujudkan ?
Biarkan siswa belajar apa yang disampaikan guru, bukannya menerima-mencatat-menghafal apa yang guru sampaikan. Potensi anak-anak harus dikembangkan. Memang kita juga tidak dapat menyeusaikan sekolah menurut potensi anak-anak didik karena akan butuh banyak biaya jika untuk satu pontensi harus ada satu lahan khusus untuk mengembangkannya. Tetapi setidaknya jangan potensi anak didik itu dikerdilkan. Di bonsai. Dibentuk.

Biarkan mereka membentuk berdasar apa yang mereka inginkan.

(selanjutnya, jika ada yang ingin menambahkan silahkan...)
posted by Jana @ 2:16 PM   1 comments
About Me

Name: Jana
Home: bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Huaahaha, fotonya serem ya? ini lagi jajal helm model tengkorak di emol.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


ShoutMix chat widget

Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER