Sleepy child at Rainy day
Harus ada Hujan sebelum ada Pelangi
13 October 2008

Ha! saya sedang punya kesempatan untuk nulis buat blog. Hmm, udah aga lama ga update disini. Awalnya gara-gara internet gratis via Flexi udah ga bisa lagi, trus shoutbox yang eror -sampe sekarang-. Hal kecil yang bikin saya males ngeliat blog ini.

Saya mau cerita tentang kerjaan jadi tim promosi xl. Bulan september kemaren saya dapet tawaran untuk nempelin bahan promosi XL. Sebenernya bukan saya aja, total ada 60an orang yang ikut serta. Sebagian di bandarlampung, sisanya di luar kota, seperti Pringsewu, Metro, Bandarjaya dan Kalianda.

Saya mulai nempel tanggal 23 september, kalo ga salah hari selasa. Barang promosi yang dibawa kaen shop blind sekarung gede dilengkapi gunteker (steples tembak itu loh). Kami ga kebagian poster karena udah abis. BErangkat pagi jam 9 bareng tio. Tujuannya adalah daerah Sukoharjo deket PRingsewu. Se
kitar sejam perjalanan naek motor, nyampe di pringsewu langsung ke XL center buat nitipin setengah karung shopblind itu.

trus saya dan tio menuju sukoharjo. Wah bagi saya ini pengalaman pertama ke sukoharjo. Tidak beda jauh dengan tempat-tempat lain di lampung dan mungkin juga diindonesia. Sukoharjo yang saya lewati masih banyak rumah sederhana. Lingkungan ladang dan sawah. Pasar-pasar
kecil. Warung-warung. Sampai kira-kira titik terjauh, didekat pom bensin kami berhenti dan mulai nempelin shop blind. Rutenya dari sukoharjo sampe pringsewu.

Berhubung outlet disana jumlahnya terbatas, jadi kami juga menyasar warung, tambal ban, warung-warung, rumah, dan semua tempat dipinggir jalan yang bisa ditembak gunteker. S
Ritual sebelum nempel :
"Permisi pak, numpang nempel shopblind -dibaca soblen-
ya. Ini spanduk XL"
"oh ya silahk
an"

itu percakapan standar. Kadang ditambahin :
"ada bajunya ga mas?" atau
"saya minta satu mas buat dirumah" atau
"gada umbul-umbul mas" bisa juga
"tempel disini mas! disini, disitu juga ya" (ini yang kadang bikin seneng+males. Karena tu si bapak nunjuk tempat-tempat yang 'drastis'. Bisa ditempat-tempat yang tinggi atau tempat yang susah buat ditempel)

Ini semua dil
akukan dari jam 11 siang sampe jam 1. Diatas kami matahari terik menyengat, dan itu bulan puasa. Jadi ga bisa minum semaunya. Ditambah tio puasa. Untung tadi sebelum berangkat saya udah jadi Onta. Minum dulu segelas gede sebelum berangkat.

Sekitar jam 1 saya dan tio sudah hampir sampai pasar pringsewu. Kekeringan. Nahan lapar. Sementara tio sholat dimasjid, saya cari makan dulu. Sekitar jam 2 saya jemput tio lagi dimasjid. Kemudian kami jalan lagi menuju XL center buat ngambil soblen sisanya. Selanjutnya kami nempel ke arah gading. Waktu sampai didekat perbatasan pringsewu, pas berenti mau nempel lagi, saya liat HP ada miskol dari tio.

"Ngapain yo miskol gua?"
"ha? ga ah.... HP gua mana jan?"
"Lho? kan tadi udah ga lu titipin ma gua"

kriiing...nada ringtone saya berbunyi. Di layar tertulis nama tio memanggil.

"Nih yo lu nelpon gua"
"..."
"halo?" saya angkat teleponnya.
"mas ini hpnya ketinggalan di masjid. Diambil sekarang ya" sahut suara di seberang.
"Ya mas, makasih ya, tunggu ya mas, sekarang saya kesana"

doeng.doeng. Ternyata hpnya tio ketinggalan di masjid. Dan ada orang baik hati yang ngeliat inbox terakhir adalah dari gua, dan dia ngehubungin gua. Tio pun langsung berangkat. Sendirian supaya lebih cepet. Sementara gua menyelesaikan nempel-nempel disekitaran tempat tadi. Sudah sekitar 40 menit tio belum balik-balik juga. Wah gua mulai mikir jangan-jangan dia dirubungin orang kampung gitu. Dicek KTP segala macem bener ga dia yang punya Hp. (apa hubungan Ktp sama hp ya?)


Ga lama muncul tu anak. Ternyata ditemuin sama anak seumuran kami juga. Mahasiswa juga, mahasiswa UPI, BAndung. Mahasiswa baik yang nemuin tu hp ngegeletak dikarpet yang bekas ditidurin tio tadi. JAdi ceritanya tio tadi pas bangun tidur dimasjid lupa hp belum masuk kantong, langsung berangkat aja. huf. untung selamet. Kalo ga, sia-sia gaji proyek xl.

Hari sudah sekitar pukul 4 sore waktu kami ngabisin soblen terakhir.

Kalau besok-lusa-tulat-tabit anda berkunjung ke Pringsewu-sukoharjo, dan anda melihat soblen warna biru, ada gambar Mbak Luna maya pake baju orange, sambil megang tulisan GRATIS warna putih, Nah, mungkin itu hasil kerja saya dan tio.

"Oh itu kerjaannya jana ma tio tuh"

Mungkin itu yang anda ucapkan,
Hehehe, saya eksis dengan cara yang berbeda.


posted by Jana @ 11:38 PM   1 comments
09 October 2008
Ini cerita hari ketiga di Palembang. Sabtu, 19 Juli 2008 (sambungan) -foto2nya menyusul-

....
Perjalanan menuju rumahnya ema ditempuh dengan naik becak. Waktu itu suasananya sore-sore bergembira. Artinya Sore itu dalam perjalanan menuju rumah ema, disinari matahari sore yang cerah saya melewati lingkungan rumah-rumah kayu yang tampak klasik, dimana anak-anak bermain main disekitar jalan, orang tua mengobrol dengan tetangga. Wah tampak seperti gambaran kampung saya tempo dulu.

Saya dan ema berada dalam satu becak yang sama. jadi bisa sambil ngedenger ema cerita tentang lingkungan rumahnya. Ceritanya banyak, bermacam-macam hal. Inti yang saya tangkap dari seluruh obrolan itu adalah; lingkungan rumah ema ini banyak makanan. hehe. Tepatnya banyak pembuat pempe dan kerupuk tanpa merk, yang menjual kerupuk pada orang laen buat di beri merk sendiri. "kerupuk jana. Enak, padat dan besar" hehehe.

Saya dan ema turun duluan. Turun didepan gang rumahnya ema. Becak-becak laen masi dibelakang, berjalan tertatih-tatih karena kondisi para penumpangnya yang aga 'berlebihan' hehe. Menyusuri gang menuju rumah ema saya menikmati sekeliling. Rumah-rumah panggung dari kayu, masih lestari ditengah perubahan zaman kota besar sekelas Palembang.

Ema jalan terus menyusuri jalan setapak, saya berenti sebentar disebuah rumah yang tampaknya cukup tua. Saya tertarik untuk menjajal kekuatan kerangka kayu berandanya. BErhubung rumah itu tampak tidak berpenghuni, jadi rumah itu yang saya pilih. Saya naek beranda depan rumahnya melalui semacam jembatan kecil. Haha, senangnya berada dalam lingkungan klasik. Tampaknya kayu-kayunya cukup kuat.

Hal selanjutnya yang terjadi adalah : ketika udin dll datang menyusul, bersama-sama kami menuju rumah ema, dari jendela samar saya baru melihat ada cahaya lampu minyak didalam rumah. oow. ternyata rumah itu berpenghuni! oh. untung penghuninya gak keluar trus memandang dengan tatapan aneh "ngapain kamu ngenjot-ngenjot rumah saya?" (dalam bahasa Palembang tentunya).

Dirumah ema, saya sudah tak sabar ingin melihat Hera. begitu juga udin. Lama nian rasanya tak melihat Ema versi mini tersebut. Namun yang kami temui lebih dulu adalah orangtuanya ema. Dek hera lagi bobo. Malu mungkin tepatnya. Kakak-kakak ini pada dateng. Ai, tak usah kau sungkan begitu lah dek *gaya datuk2 melayu*.

Melihat matahari sore yang semakin meredup, saya sadar tak punya waktu banyak untuk menjelajah lingkungan rumah ema. JAdi sementara kawan-kawan lain menyandarkan berat tubuh mereka pada kursi empuk dirumah ema, saya berkeliling. Daerah rumahnya ema itu banyak rumah panggung. Karena tanah dibawah rumahnya masih tanah basah, mirip rawa. Dideket rumahnya ema ada SD. itu SDnya ema. SDnya berbentuk 1 bangunan 2 lantai. Dengan lapangan kecil seukuran lapangan basket didepan sekolahnya, cukuplah luas total SD tersebut. Dulu kata ema sekeliling SD itu masih sawah. Sekarang sudah jadi rumah-rumah.

Sayang waktu itu saya gak bawa kamera. Selesai mengamati sekitar, saya menyusuri jalan-jalan disekliling SD itu. tampaknya belum semua rumah masuk listrik. Karena masih banyak rumah yang mengandalkan lampu minyak. Ups, saya ga bisa lama juga keliling-keliling. Takut orang-orang disana mulai merasa aneh dengan saya, saya bisa dicurigai. ORang asing celingukan jalan kesana kemari. hohoho. Akhirnya saya balik kerumah ema.

Ema dan Devi yang tadi pergi beli pempe dan krupuk sudah tiba. Waah, ini waktunya makan besar! makan pempe sepuasnya. akhirnya!. Dari dulu bayangan saya tentang kunjungan ke Palembang adalah tempat yang penuh pempe, dimana-mana pempe, darah saya akan dialiri oleh cuka pempe, gigi saya akan lelah mengunyah pempe dan tangan saya berminyak-minyak megangin pempe dari pagi ampe siang. Hehehehe. Walau gak sedahsyat itu -hehe- tapi akhirnya disini saya bisa ngunyah pempe. enak.enak.enak.

....side story...
TEntang bak mandi

Di kamar mandinya ema ada bak mandi yang gede. Bisa muat 3 orang kayanya. hmm...4 juga bisa sih. Asli gede. Tapi bukan ukuran yang bikin saya tertarik. Aernya! aernya dingin! PErjalanan dari pagi keliling Palembang membuat badan saya panas, berkeringat, gerah. Lepeek. Mendekati benyek.lenjeh. Tapi masih jauh dari berlendir kok. cuma agak bernanah.
Ngerasain aernya ema, jadi pengen banget saya buka baju, JEBUURR!! nyelem di bak itu. Wah pasti amboy+asoy sekalih. Tapi yang bisa saya lakukan saat itu cuma buang hajat. hiks. tunggulah kamu bak mandi, lain kali, it will become real...
-end of side story-

Wah udah panjang juga ma cerita tentang rumah lu?
lanjut ya. Belum selesai. Ni baru nyampe cerita sekitar jam 6 sore.

Acara selanjutnya adalah makaan. makaaaan. Hmm, udah lupa waktu itu lauknya apa. Yang saya inget ada sambel mangga. Tau ga sambel mangga? sambel terasi+mangga. Diulek2. Jadi ga berasa pedes, manis, tapi bukan manis gula, ya manis mangga. Enak.enak.

Selanjutnya adalah acara tetap, Foto-foto! Disinilah moment itu terjadi... Dek Hera akhirnya menampakan batang hidungnya. Senyum manisnya sejenak mengusir jauh bayang-bayang Ema yang 5 tahun ini hadir. WWEEEESSS! cling!... Ilang. Berganti sosok ema yang mini, mungil. Sayang seribu sayang Dek hera cuma diberi porsi peran sebagai juru foto. Padahal ada hati seorang pria keriting yang juga ikut berteriak ingin foto bersama dek Hera.

Selanjutnya adalah perpisahan. Saya harus berpisah dengan keluarga ema. dan dek hera juga. dek hera. dek hera.. *muka boimnya lupus menahan rindu*

Kami mengantar ROnal dan devi ke stasiun. Disana sempet foto-foto bodoh dulu didepan loket yang kosong. GAra-gara nunggu apa gitu ya, jadi gada kerjaan. Disana kami ketemu Dek Vina, ada si ade 03 juga. Ngobrol2 bentar, trus Ronal dan Devi naek kereta. KEreta yang membawa mereka berpisah dengan kami. Ah, teman berangkat ke Palembang harus pulang lebih dulu. Saya dan udin, demi idealisme akan menyusul esok pagi. Wah devi dan ronal belum sempet mandi dari pagi. Harus menunggu semalam lagi dikereta sebelum bisa mandi. Ah semoga tikus-tikus di kereta bisa tidur tenang.

dah, pulang ketempat ria.
posted by Jana @ 9:02 PM   0 comments
About Me

Name: Jana
Home: bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Huaahaha, fotonya serem ya? ini lagi jajal helm model tengkorak di emol.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


ShoutMix chat widget

Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER