Sleepy child at Rainy day
Harus ada Hujan sebelum ada Pelangi
09 October 2008
Ini cerita hari ketiga di Palembang. Sabtu, 19 Juli 2008 (sambungan) -foto2nya menyusul-

....
Perjalanan menuju rumahnya ema ditempuh dengan naik becak. Waktu itu suasananya sore-sore bergembira. Artinya Sore itu dalam perjalanan menuju rumah ema, disinari matahari sore yang cerah saya melewati lingkungan rumah-rumah kayu yang tampak klasik, dimana anak-anak bermain main disekitar jalan, orang tua mengobrol dengan tetangga. Wah tampak seperti gambaran kampung saya tempo dulu.

Saya dan ema berada dalam satu becak yang sama. jadi bisa sambil ngedenger ema cerita tentang lingkungan rumahnya. Ceritanya banyak, bermacam-macam hal. Inti yang saya tangkap dari seluruh obrolan itu adalah; lingkungan rumah ema ini banyak makanan. hehe. Tepatnya banyak pembuat pempe dan kerupuk tanpa merk, yang menjual kerupuk pada orang laen buat di beri merk sendiri. "kerupuk jana. Enak, padat dan besar" hehehe.

Saya dan ema turun duluan. Turun didepan gang rumahnya ema. Becak-becak laen masi dibelakang, berjalan tertatih-tatih karena kondisi para penumpangnya yang aga 'berlebihan' hehe. Menyusuri gang menuju rumah ema saya menikmati sekeliling. Rumah-rumah panggung dari kayu, masih lestari ditengah perubahan zaman kota besar sekelas Palembang.

Ema jalan terus menyusuri jalan setapak, saya berenti sebentar disebuah rumah yang tampaknya cukup tua. Saya tertarik untuk menjajal kekuatan kerangka kayu berandanya. BErhubung rumah itu tampak tidak berpenghuni, jadi rumah itu yang saya pilih. Saya naek beranda depan rumahnya melalui semacam jembatan kecil. Haha, senangnya berada dalam lingkungan klasik. Tampaknya kayu-kayunya cukup kuat.

Hal selanjutnya yang terjadi adalah : ketika udin dll datang menyusul, bersama-sama kami menuju rumah ema, dari jendela samar saya baru melihat ada cahaya lampu minyak didalam rumah. oow. ternyata rumah itu berpenghuni! oh. untung penghuninya gak keluar trus memandang dengan tatapan aneh "ngapain kamu ngenjot-ngenjot rumah saya?" (dalam bahasa Palembang tentunya).

Dirumah ema, saya sudah tak sabar ingin melihat Hera. begitu juga udin. Lama nian rasanya tak melihat Ema versi mini tersebut. Namun yang kami temui lebih dulu adalah orangtuanya ema. Dek hera lagi bobo. Malu mungkin tepatnya. Kakak-kakak ini pada dateng. Ai, tak usah kau sungkan begitu lah dek *gaya datuk2 melayu*.

Melihat matahari sore yang semakin meredup, saya sadar tak punya waktu banyak untuk menjelajah lingkungan rumah ema. JAdi sementara kawan-kawan lain menyandarkan berat tubuh mereka pada kursi empuk dirumah ema, saya berkeliling. Daerah rumahnya ema itu banyak rumah panggung. Karena tanah dibawah rumahnya masih tanah basah, mirip rawa. Dideket rumahnya ema ada SD. itu SDnya ema. SDnya berbentuk 1 bangunan 2 lantai. Dengan lapangan kecil seukuran lapangan basket didepan sekolahnya, cukuplah luas total SD tersebut. Dulu kata ema sekeliling SD itu masih sawah. Sekarang sudah jadi rumah-rumah.

Sayang waktu itu saya gak bawa kamera. Selesai mengamati sekitar, saya menyusuri jalan-jalan disekliling SD itu. tampaknya belum semua rumah masuk listrik. Karena masih banyak rumah yang mengandalkan lampu minyak. Ups, saya ga bisa lama juga keliling-keliling. Takut orang-orang disana mulai merasa aneh dengan saya, saya bisa dicurigai. ORang asing celingukan jalan kesana kemari. hohoho. Akhirnya saya balik kerumah ema.

Ema dan Devi yang tadi pergi beli pempe dan krupuk sudah tiba. Waah, ini waktunya makan besar! makan pempe sepuasnya. akhirnya!. Dari dulu bayangan saya tentang kunjungan ke Palembang adalah tempat yang penuh pempe, dimana-mana pempe, darah saya akan dialiri oleh cuka pempe, gigi saya akan lelah mengunyah pempe dan tangan saya berminyak-minyak megangin pempe dari pagi ampe siang. Hehehehe. Walau gak sedahsyat itu -hehe- tapi akhirnya disini saya bisa ngunyah pempe. enak.enak.enak.

....side story...
TEntang bak mandi

Di kamar mandinya ema ada bak mandi yang gede. Bisa muat 3 orang kayanya. hmm...4 juga bisa sih. Asli gede. Tapi bukan ukuran yang bikin saya tertarik. Aernya! aernya dingin! PErjalanan dari pagi keliling Palembang membuat badan saya panas, berkeringat, gerah. Lepeek. Mendekati benyek.lenjeh. Tapi masih jauh dari berlendir kok. cuma agak bernanah.
Ngerasain aernya ema, jadi pengen banget saya buka baju, JEBUURR!! nyelem di bak itu. Wah pasti amboy+asoy sekalih. Tapi yang bisa saya lakukan saat itu cuma buang hajat. hiks. tunggulah kamu bak mandi, lain kali, it will become real...
-end of side story-

Wah udah panjang juga ma cerita tentang rumah lu?
lanjut ya. Belum selesai. Ni baru nyampe cerita sekitar jam 6 sore.

Acara selanjutnya adalah makaan. makaaaan. Hmm, udah lupa waktu itu lauknya apa. Yang saya inget ada sambel mangga. Tau ga sambel mangga? sambel terasi+mangga. Diulek2. Jadi ga berasa pedes, manis, tapi bukan manis gula, ya manis mangga. Enak.enak.

Selanjutnya adalah acara tetap, Foto-foto! Disinilah moment itu terjadi... Dek Hera akhirnya menampakan batang hidungnya. Senyum manisnya sejenak mengusir jauh bayang-bayang Ema yang 5 tahun ini hadir. WWEEEESSS! cling!... Ilang. Berganti sosok ema yang mini, mungil. Sayang seribu sayang Dek hera cuma diberi porsi peran sebagai juru foto. Padahal ada hati seorang pria keriting yang juga ikut berteriak ingin foto bersama dek Hera.

Selanjutnya adalah perpisahan. Saya harus berpisah dengan keluarga ema. dan dek hera juga. dek hera. dek hera.. *muka boimnya lupus menahan rindu*

Kami mengantar ROnal dan devi ke stasiun. Disana sempet foto-foto bodoh dulu didepan loket yang kosong. GAra-gara nunggu apa gitu ya, jadi gada kerjaan. Disana kami ketemu Dek Vina, ada si ade 03 juga. Ngobrol2 bentar, trus Ronal dan Devi naek kereta. KEreta yang membawa mereka berpisah dengan kami. Ah, teman berangkat ke Palembang harus pulang lebih dulu. Saya dan udin, demi idealisme akan menyusul esok pagi. Wah devi dan ronal belum sempet mandi dari pagi. Harus menunggu semalam lagi dikereta sebelum bisa mandi. Ah semoga tikus-tikus di kereta bisa tidur tenang.

dah, pulang ketempat ria.
posted by Jana @ 9:02 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: Jana
Home: bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Huaahaha, fotonya serem ya? ini lagi jajal helm model tengkorak di emol.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


ShoutMix chat widget

Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER