Sleepy child at Rainy day
Harus ada Hujan sebelum ada Pelangi
22 July 2008
Kenangan pertama tentang jembatan Ampera

Foto bersama udin saat kereta berhenti di Stasun Baturaja. Waktu saat itu sekitar pukul 4. (kok muka gua kaya and**a kanjen band yah??)

Haai !
Ini cerita tentang perjalanan ke Palembang. Pertemuan pertama dengan jembatan Ampera yang kesohor itu, menikmati gemuruh pertandingan di Stadion Jakabaring, pempek Palembang, Martabak Har, pemandangan dari Bukit siguntang, kebudayaan penduduk asli Palembang, dan malam dingin di pinggir sungai Musi.

Pertemuan pertama dengan Jembatan Ampera rasanya seperti mewujudkan imajinasi masa kecil. Waktu saya kecil, yang saya tahu adalah di Palembang ada jembatan besar yang bisa diangkat untuk kapal lewat dibawahnya. Waktu itu saya masih anak-anak dengan pakaian putih-merah, hanya bisa membayangkan jembatan terbelah ditengah lalu ditarik keatas dari kedua sisi. Hmm...sebuah imajinasi masa kecil.

Saya yang sekarang baru tahu, ternyata jembatan Ampera itu bukan dibelah dua dan ditarik keatas membentuk huruf 'A' tetapi diangkat keatas! jadi seperti patah di kedua sisi. Seperti pisau guilotin ditarik keatas lewat katrol, yang entah bagaimana bisa mengangkat berkilo-kilo aspal plus rangka besi keatas, *muka bingung*.

Kemegahan ampera saya rasakan tidak lama setelah keluar dari terminal kertapati. Begitu keluar stasiun, ada jembatan. Namun itu bukan Ampera, atau "belum Ampera" karena tidak mungkin sekecil itu.

Tidak lama setelah melewati jembatan itu, tampak megah didepan sana, seperti sebuah gerbang besar menyambut pendatang...Jembatan Ampera! saya masih bisa mengingat sensasi pertama kali menyebrangi jembatan Ampera. Melayang membelah sungai musi menyebrangi kemegahan Ampera.

Sensasi yang sudah dirasakan ratusan bahkan mungkin ribuan kali oleh orang Palembang yang tiap hari lewat situ, namun menjadi sangat berkesan buat orang seperti saya. Kiri kanan tampak cahaya lampu-lampu dari kapal dan rumah-rumah. Selanjutnya adalah perjalanan melintasi kota palembang. Hmm, inilah kota yang ditinggali teman-teman Palembang saya. Kota yang hanya ada dalam imajinasi saya selama 6 tahun berteman dengan mereka. Kota yang hanya bisa saya bayangkan dari cerita-cerita mereka. Sekarang saya datang.

Nikmatnya merasakan sensasi ketika mata ini menyerap semua pengalaman akan pemandangan kota Palembang. Memori otak menyerap dan menyimpan semua pengalaman baru ini.Banjir memori ke dalam benak saya.hmm, sensasi dan pengalaman ini akan saya simpan baik-baik dan seterusnya menjadi kenangan dengan tema "pertama kali ke Palembang".

Hari pertama berkunjung ke Palembang usai. Rombongan sampai di rumah Ria. Bersilahturahmi dengan keluarganya, mandi dan beristirahat.
posted by Jana @ 11:32 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: Jana
Home: bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Huaahaha, fotonya serem ya? ini lagi jajal helm model tengkorak di emol.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


ShoutMix chat widget

Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER