Sleepy child at Rainy day
Harus ada Hujan sebelum ada Pelangi
29 November 2006
Ada yang mau berbisnis sampah?

Waktu bok*r tadi sore gua mikir tentang bagaimana membuat sebuah ‘icon’ di bandarlampung.

Tapi nantilah yang itu dibahasnya. Sekarang ngebahasa masalah sampah.

Kenapa berbisnis ? untuk ngedapetin uang. Dengan uang maka kita bisa mewujudkan apapun mimpi duniawi kita. atau kalo nggak, setidaknya jadi lebih mudah lah.

Kenapa sampah?

Gua mikirnya gini. Sampah itu komoditi yang tidak disentuh orang karena kotor. Sebenarnya masih ada nilai jual dalam benda yang bernama sampah atau yang dikategorikan sampah. Orang-orang melihat sampah hanya sebagai sebuah sisa pembuangan. Gak berpikir lebih jauh untuk mengolahnya, atau memanfaatkannya lebih jauh. Yah, sesuai tipikal manusia modern yang lebih baik mengganti dengan yang baru daripada harus bersusah payah ngebenerin yang lama, lebih murah dan praktis.

Jadi artinya sampah tersedia dalam jumlah banyak. Banyak karena banyak manusia yang menghasilkan sampah dan sedikit manusia yang mau mengolah sampah.

Selama ini sampah hanya menjadi komoditi dikalangan pengemis atau pemulung. Mereka menjadikan sampah sebagai sandaran hidup dengan memberdayakan nilai jual sampah yang masih tersisa.

Apakah kata ‘masih tersisa’ tidak dapat kita ubah menjadi ‘tidak dioptimalkan’ atau sejenisnya.
Sampah datang setiap harinya ke keranjang-keranjang sampah didekat kita. sebelum kemudian dipungut dan dibuang ketempat yang semestinya. Saya juga gak tau persis dimana sampah yang saya buang setiap harinya di rumah, dibuang kemana oleh tukang sampah. Atau tepatnya, saya tidak tahu dimana tujuan akhir sampah yang saya buang.

Satu hal yang pasti, sampah itu banyak. Tetapi hanya sedikit yang memanfaatkannya. Sampah itu menjadi barang yang sangat murah, karena tidak ada yang mengolahnya.

Kenapa hal seperti ini tidak dijadikan lahan bisnis?

Lalu saya mulai berpikir singkat bagaimana mengolah sampah. Yang masih bisa diolah tentu saja sampah kering. Seperti plastik yang paling banyak. Kemudian besi bekas, logam-logam, sobekan kain, kertas, dll. Hmm…saya sedikit berkhayal saya akan mendapat penghargaan lingkungan hidup karena saya berhasil mengurangi polusi tanah. Sampah-sampah plastik yang menjadi perusak utama tanah yang sering menyebabkan tanah kekurangan kemampuan daya serap air, malah menjadi komoditi yang berharga. Plastik kan banyak tuh. Saya pernah melihat teman saya membuang plastik bekas bungkus nasi bungkus hanya karena dia nggak tau apa gunanya nyimpen plastik bungkus itu.

Yang dibutuhkan adalah lahan tempat penampungan sampah yang luas, rumah yang terpisah dari tempat penampungan, mesin pengolah plastik, logam, kain dll. Dah gitu dulu.

Kesimpulannya, peluang bisnis ini adalah bahan baku yang sangat banyak dan murah, kurangnya pesaing, semakin mahalnya harga plastik, semakin banyaknya sampah yang menjadi masalah karena tidak terolah dengan baik.

Ada yang mau berbisnis sampah?

eh yang tentang 'icon' itu nti dulu deh. cape nih.
posted by Jana @ 8:18 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: Jana
Home: bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Huaahaha, fotonya serem ya? ini lagi jajal helm model tengkorak di emol.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


ShoutMix chat widget

Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER