Sleepy child at Rainy day
Harus ada Hujan sebelum ada Pelangi
09 July 2005
Priit..!
PRIIIT…!

Selalu setiap saya memberhentikan motor di daerah pertokoan atau keramaian. Kadang membuat jengkel. Karena itu berarti Rp 500,- harus keluar. Padahal parkir hanya sebentar.

tapi Terkadang kasihan juga.
Saya pernah bertemu dengan anak tukang parkir yang berprofesi sebagai pengamen. Dan teman-temannya juga pengamen yang orang tuanya hidup dari ‘Pritt’ tersebut. Atau banter berjualan rokok. Dari mereka mengalir cerita getir tentang kehidupan selama belasan tahun dari modal 'priit..!' tersebut. Hingga mereka menjadi anak jalanan karena biaya hidup yang semakin tinggi tidak dapat dicukupi dari sekedar 'priit..!'

Walau kadang menjengkelkan, tapi tukang parkir itu berguna, kalian pasti pernah parkir terus sama tukang parkirnya motornya ditarikin. Walau terkesan hanya ‘ica-ica’ biar keliatan jasanya, tapi hal itu sedikit banyak sering membantu kan?. Misalnya ketika motor terhimpit kendaraan lain dalam parkiran. Tukang parkir itu pasti berusaha menggeser motor-motor yang lain.

Karena itu profesi mereka. Itu yang dapat mereka lakukan. Mereka melakukannya bukan sekedar nyari uang, tapi juga menjalankan profesinya. Bahkan sejelek apapun tukang parkir itu, setidaknya dia pasti narik motor anda mundur.

Mereka menekuni profesinya.

Menekuni profesi. Hal itu yang sering saya dengungkan dikepala ini. Profesi itu harus ditekuni, bahkan bukan hanya itu, saya rasa setiap hal harus diperlakukan seperti itu. Tanpa setengah-setengah. KWalau dengan begitu mungkin kita akan kehilangan hal-hal lain, tetapi kita bisa berhasil dengan satu tugas utama kita.

Banyak pekerjaan dan hal – hal lain yang bisa kita lakukan, tetapi dengan kemampuan yang terbatas, akan lebih baik kalau kita dapat menekuni satu bidang secara serius untuk mendapat hasil yang maksimal, saya rasa setiap orang harus memiliki satu bidang nya menurut karakter dan kemauannya masing-masing, oya satu lagi, menurut hati nurani juga.

Saat selesai membayar tukang parkir itu, menuju jalan raya saya bertemu dengan uci gizel dan dede darwmawan. Dua rekan dikampus. Mereka ternyata lagi nyari warnet.

Mengajukan pertanyaan sederhana yang belakangan ini selalu saya tanyakan kepada setiap teman yang mengendarai motor,
“Dapet bensin dimana de?�
“Eceran, mahal�
“Hehe, gua juga kemaren beli eceren, minyak tanahnya kenceng, bau minyak tanah, Yah, gua cabut dulu…�

Menembus dinginnya udara malam. Menerka-nerka apa yang bakal terjadi besok.
posted by Jana @ 3:16 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: Jana
Home: bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Huaahaha, fotonya serem ya? ini lagi jajal helm model tengkorak di emol.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


ShoutMix chat widget

Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER