Sleepy child at Rainy day
Harus ada Hujan sebelum ada Pelangi
09 July 2005
Beautiful foot way
Aaaaah jalan kaki ! rutinitas yang hilang ditelan kesibukan dan bermotor. Sejak berganti haluan dari pejalan kaki menjadi pengendara motor kebiasaan berjalan kaki kemana-mana menjadi hilang. Biasanya kalo mau kekampus jalan kaki, mau makan, jalan kaki, atau ngangkot, ngoplet, ngebecak (tapi jarang) sekarang kemana-mana naek motor. Enak sih nggak capek, tapi hal-hal yang biasanya gua bisa temukan dengan berjalan kaki jadi sulit ditemukan lagi.

Rutinitas jalan kaki merupakan keseharian yang tak bisa lepas sejak kecil. Keluarga juga membiasakan untuk sedapat mungkin berjalan kaki kalau mau kemana-mana. Biar sehat, mungkin begitu alasannya. Karena tidak pernah bertanya langsung kepada ibu atau bapak, kenapa lebih menganjurkan untuk berjalan kaki saja dibanding harus naek becak atau sepeda kalau tujuannya dekat.

Ketika sudah sedikit lebih besar, dan sudah bisa naek sepeda, kemana-mana sering naek sepeda. Untuk maen, sekolah, atau nganter titipan naek sepeda saja. Kebetulan pula orang tua memiliki toko sepeda kecil-kecilan, sehingga saya bisa mengendarai sepeda dengan baik. (??)
Tetapi rutinitas jalan kaki yang kadung saya nikmati tidak bisa lepas begitu saja. Ketika harus sekolah di kota besar, ada semacam keanehan kalau menilik sepeda saya akan dibawa ikut serta kedalam dunia baru saya tersebut. Jadi saya benar-benar tidak memiliki kendaraan lagi kecuali angkutan swasta.


Berjalan kaki memang menimbulkan kesenangan tersendiri. Terlebih kalau udara lingkungan mendukung. Makanya saya lebih suka jalan kaki sore hari. Udaranya sejuk dan orang-orang sudah mulai beristirahat.

Hal-hal menarik yang bisa didapat dari berjalan kaki cukup banyak selain menjaga kebugaran. Seperti bisa berinteraksi langsung dengan peradaban manusia sekarang, tingkah dan pola pikir manusia di keramaian yang selalu memberi hal-hal baru untuk diamati dan dipelajari.

Kadang hal-hal unik yang saya temukan dalam perjalanan saya dapat menjadi bahan pelajaran yang berharga selain untuk bahan cerita tentunya. Contohnya ketika bertemu orang mabuk di angkot, ngobrol dengan orang yang baru saja di “palak� polisi, atau sekedar bertemu ibu-ibu yang asik ngobrol sampai kelabasan.

Selain didalam angkot saya juga sering menemukan hal unik diluaran. Kecepatan gerak pejalan kaki membuat saya bisa lebih menikmati suasana dan lingkungan yang saya lewati. Misalnya ketika berjalan-jalan bisa bertemu dengan sesama teman penganut aliran kaki besar. Atau ketika kelelahan memaksa saya untuk hijrah ke warung terdekat untuk mencari seteguk air. Saat itu biasanya hal-hal baru akan datang. Ya obrolan seputar pilkada, sepak bola atau hanya tentang nomor yang keluar hari ini. Bahkan terkadang di iringi perdebatan seru khas mamang-mamang. Seru. Dibanding kita harus mendengar ocehan guru atau dosen yang begitu-begitu aja dan jauh dari realitas.

Ketika sambil jalan kaki ketemu sesama temen pejalan kaki, kita bisa saling say hello, apa gak ngobrol dikit. Kalo diatas motor kan gak bisa, paling sebates manggil doang. Terus hal-hal kecil yang biasanya ada dan seringkali unik ketika menemukannya saat jalan-jalan. Seperti anak ayam yang kecebur got minta tolong, orang serem yang lagi memegang setangkai bunga di sebuah malam minggu dengan wangi parfum yang gak jelas merknya apa, wangi betul.

Waktu masih jalan kaki, masih bisa menemukan betapa enaknya ketemu temen yang bawa motor, terus di bonceng. Sekarang gak ada lagi, mungkin karena keseringan naek motor ya ? Searang hal tersebut menjadi biasa aja. Ada kebanggaan tersendiri ketika motor itu berguna bagi nusa dan bangsa. Cuma kadang cape juga ketika kita dihadapkan pada pilihan “anterin gua sih� sementara kondisi saat itu sedang tidak menginginkan kita untuk berangkat.
Berjalan kaki…pengen lagi luh… Cuma ada benernya kata ula kemaren, sekarang ini panasnya bandarlampung udah kaya neraka bocor (hehe sempet ngakak ngedenger joke lama ini) gak ada tempat jalan-jalan yang enak dan ngejamin gak bakal ngeluarin duit sepeser pun (setahanan aus begitu deh) coba kalo dibayangin, di sini ada tempat yang asik kaya dibandung misalnya. Dimana trotoarnya menyediakan space khusus untuk pejalan kaki, dibatesin taman. Dimana trotoar dan tempat pejalan kaki dipisahkan. Jadi ketika suatu saat trotoarnya dipake buat dagang ama kaki-kaki lima, para pejalan kaki masih memiliki tempat yang nyaman untuk berjalan-jalan.


Bayangin aja kalo di bandarlampung. Mau jalan ampe mana yang asik ? unila-karang ? jauh amat, luruss aja, panas juga. Muterin unila, Bosen juga.

Aahh whatever, yang penting gua pengen jalan kaki lagi !
posted by Jana @ 2:51 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: Jana
Home: bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Huaahaha, fotonya serem ya? ini lagi jajal helm model tengkorak di emol.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


ShoutMix chat widget

Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER